Bisnis warung buah adalah bisnis modal kecil yang sering bisa mensejahterakan pelakunya jika dikelola dengan benar. Ada beberapa pertimbangan untuk terjun ke bisnis warung buah, antara lain:
1. Mental harus tabah.
1. Mental harus tabah.
Saya bilang tabah karena pelaku bisnis warung buah kemungkinan besar akan menghadapi buah mulai dari segar, matang dan membusuk didepan matanya sendiri. Jika sudah membusuk tentu buah menjadi tidak laku dan otomatis akan memotong modal pembeliannya. Bagaimana untuk meminimaliskan kemungkinan ini kiranya sulit diterangkan, namun secara umum sie pelaku akan tahu sendiri omset jualannya berdasarkan musim (hujan atau kemarau), bulan baik atau buruk, tanggal muda atau tua dan sebagainya. Ilmu titen (Jawa=niteni, mengamati, mengalami dan mengevaluasi) harus benar-benar diasah setiap saat supaya peka demi survive bisnisnya pada masa mendatang.
2. Lokasi Usaha
Awalnya saya juga tidak mengerti soal lokasi usaha, tetapi setelah saya perhatikan baik-baik, maka sebagian besar warung buah yang ada di Yogyakarta ada disebelah kiri jalan jika dipandang dari arah dalam kota. Logika berpikir saya adalah bahwa orang yang pulang kerja akan mampir ke warung buah tanpa menyeberang jalan langsung memarkir kendaraan untuk membeli buah. Dan logika itu juga menfokuskan bahwa warung buah akan laris pembeli pada sore/malem hari, karena segmen yang dibidik adalah karyawan yang balik kerja. Dan kenyataan ini rasanya mendekati kebenaran.
3. Magang bisnis
Sebenarnya tidak ada bisnis tertentu yang dikuasai oleh etnis tertentu, suku tertentu dan sebagainya. Seolah demikian karena ilmu bisnisnya diturunkan kepada kerabat dekatnya lewat magang bisnis (bukan magang kerja). Tentu kita mengenal bahwa sebagian besar rongsok besi dikuasai oleh orang Madura, warung angkringan (cowboy) sebagian besar pelakunya orang Klaten, burjo dan indomie orang Tasik/Tegal, warung buah orang Demak dan sebagainya.
Bagi pebisnis pemula, magang bisnis ini sangat berguna untuk kelangsungan bisnisnya. Karena pada magang itu kita akan langsung tahu dan diajari/mengenal menejemen keuangannya, karakteristik masing2 buah, jaringan kulak buahnya dari mana aja, cara pembayarannya (bahkan dikasih pinjam), bagaimana kulaknya berapa jualnya dan sebagainya, pendeknya akan dibimbing bagaimana menjalankan usaha itu dari awal sampai akhir. Bahkan hal yang biasa sang family bersedia meminjamkan fasilitas ataupun modal kepada anak didiknya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar