Dalam usaha menawarkan produk buah segar kepada pasar, kita harus menyadari bahwa tidaklah mungkin semua orang menyukai satu buah segar tertentu. Tidak semua orang sama-sama menyukai pisang emas, apel, jeruk dan lain sebagainya. Ketidak samaan ini muncul dari berbagai alasan, yaitu perbedaan lingkungan geografis (seperti wilayah negara, provinsi, kabupaten atau perkotaan dan pedesaan, demografi (seperti jenis kelamin, usia, tingkat penghasilan, ukuran keluarga dan tingkat pendidikan), psikografi (seperti gaya hidup, kepribadian dan nilai), dan perilakunya (seperti kesempatan khusus, manfaat khusus, status pemakai, dan tingkat pemakaian). Perbedaan-perbedaan ini perlu penanganan yang spesifik bila kita ingin berhasil. Konsep penanganan ini membawa kita pada istilah Market Segmentation (segmentasi pasar). Segmen pasar adalah suatu kumpulan besar dari pasar yang memiliki kesamaan keinginan, daya beli, lokasi geografis, sikap pembelian, atau kebiasaan membeli.
Itu semua elemen inti pemasaran. Dan karena saya bukanlah pakar marketing maka saya tidak hendak melanjutkan pembahasan tersebut. Namun saya ingin mensharingkan pengalaman pribadi saya sebagai bakul buah pemula, bahwa faktor lingkungan setempat sangat berpengaruh pada keputusan konsumen untuk membeli. Kongkritnya begini, pada saat bulan puasa buah apapun laris terjual, terlebih buah pisang emas yang saat ini pantas dimasukkan ke dalam parcel buah, laris manis terjual habis tanpa pernah ada yang menawar. Demikian pula bulan baik, yaitu bulan dimana orang Jawa suka memilih untuk mempunyai hajatan (perkawinan, sunatan,dll) serapan akan buah segar masih lumayan bagus.
Namun sebaliknya pada saat bulan Muharram (Suro) dimana jarang ada hajatan, terlebih diguyur hujan karena jatuh pada bulan Nopember dan Desember 2012 saat ini, maka pasar benar-benar lesu darah. Kondisi ini semakin diperparah karena musim mangga belum habis dan buah semangka semakin banyak saja dari Lampung. Mangga dari daerah Gresik, Probolinggo dan Pasuruan adalah mangga yang kualitasnya bagus. Panenan mangga jelas memukul animo konsumen untuk membeli pisang. Semangka juga demikian, semangka yang tadinya bisa diserap Jakarta sekarang membludak ke Yogya karena Jakarta dilanda hujan dan banjir. Oleh karena itu kita harus hati-hati dalam memprediksi jumlah stock barang yang nota bene tidak tahan lama ini.
Kesimpulannya kita akan lebih aman kalau kita bertindak sebatas sebagai broker, makelar atau apalah namanya yang pada intinya kita hanya membelikan berdasarkan pesanan saja tanpa harus menstock pisang. Tetaplah update status harga dari pasar supaya tidak menderita rugi akibat penurunan harga karena dalam kondisi labil begini harga bisa melorot sewaktu-waktu. Gitu bro...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar