Selasa, 21 Mei 2013

Semangka dan Furadan


Kita semua suka dengan buah yang bernama semangka maupun melon, terutama saat panas begini akan menjadi segar jika minum jus semangka/melon. Untuk menu harian, untuk pesta pernikahan, pesta ulang tahun atau acara-acara pesta yang lain buah semangka sering tersaji sebagai hidangan pencuci mulut.

Tetapi tahukah anda bahwa semangka/melon itu berbahaya bagi tubuh? Karena saat menanam semangka tanah disemprot dengan Furadan. Furadan adalah racun yang sangat ampuh untuk membunuh seranggga. Jika Furadan disemprotkan ke dalam tanah maka akan membunuh dan mengusir segala serangga dari dalam tanah, khususnya semut. Para pakar mengkonfirmasikan bahwa Furadan akan aktif selama 1 tahun (12 bulan) setelah disemprotkan. Dan Furadan akan sangat aktif pada 90 hari setelah disemprotkan.

Masalahnya sekarang adalah semangka/melon akan dipanen hanya dalam waktu 55 hari, dimana Furadan masih aktif bekerja sebagai racun dan sebagian besar Furadan masuk ke dalam buah semangka. Itu artinya buah semangka mengandung racun. Furadan ini merusak ginjal, yaitu organ yang harus menyaring polusi dari darah. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih buah.

Senin, 20 Mei 2013

Persaingan Pemasaran Pisang Emas

Seperti bisnis pada umumnya, perdagangan pisang emas sangat kompetitif, penuh persaingan. Sayangnya persaingan itu cenderung tidak sehat, artinya para pelaku bisnis itu nekad mengorbankan kualitas demi barangnya laku sesaat. Saya katakan sesaat karena konsumen pada akhirnya akan kembali memilih merk pisang emas yang memang mempunyai standard kualitas tetap.

Beberapa trik yang sering dimainkan oleh para produsen pisang emas adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi Berat 
Berat standard pisang emas per dus adalah 11 kg (netto). Jika ditambah berat karton box, bambu penyangga dan foam sheet berat kotornya antara 12,1 kg sampai 12,4 kg. Tetapi dengan cara menurunkan berat menjadi 10 kg maka produsen bisa menjual pisang emasnya Rp 5.000 lebih murah dari pengepakan standardnya. Kalau pembeli jeli maka dengan model begini pembeli membeli per kg pisang menjadi lebih mahal. Perhitungannya begini, jika harga pisang emas normal adalah Rp 75.000 per karton (isi 11 kg), maka per kg harganya Rp 6.818. Tapi jika harga per karton Rp 70.000 (isi hanya 10 kg), maka harga per kg Rp 7.000.  

2. Menggunakan Karton Bekas
Cara lain untuk menurunkan harga jual pisang emas adalah menggunakan karton bekas. Awalnya cara ini cukup efektif untuk menggebrak pasar, tetapi pada akhirnya konsumen (warung buah) menjadi paham bahwa bila dengan karton bekas itu harganya murah. Image murah langsung melekat pada produk itu. Disamping itu ada kelemahan bahwa karena menggunakan karton bekas dan tanpa bambu penyangga, maka kartonnya sudah tidak kuat menahan tumpukan lebih dari 3 tumpuk, akibatnya karton menjadi ringsek dan lebih parah lagi akan merusak pisangnya, sehingga sewaktu matang pisangnya akan menjadi besem dan hitam. Pengalaman ini membuat pedagang buah berpikir ulang untuk membelinya lagi.

3. Tanpa Grade
Pada umumnya pisang emas dibagi menjadi grade A dan grade B. Kriteria grade A biasanya berat per sisir di atas 8 ons dan kondisi mulus. Sedangkan berat per sisir yang kurang dari 8 ons dan atau beratnya lebih tetapi burik, pecah, ompong dll akan masuk grade B. Harga grade B lebih murah sekitar 30% dari grade A. Cara untuk lebih menurunkan harga adalah dengan mencampur grade A dan grade B alias tanpa grade, yaitu 9 kg pisang mas kategori grade A dicampur dalam 1 karton dengan 2 kg pisang mas kategori grade B. Cara ini awalnya memang berhasil, tetapi tidak butuh waktu lama toko buah akan tahu dan pada akhirnya akan berpikir ulang untuk kulak pisang emas model ini.

Kesimpulan
Dalam dunia perdagangan komoditas apapun, persaingan adalah hal yang wajar. Tetapi akan lebih elegan jika trik dalam bersaing tidaklah mengorbankan kualitas, sebab pada akhirnya jika kualitas sudah dianggap dibawah standard, maka merek itu akan sulit memperbaiki citranya.