Entah benar entah salah, bisnis pisang emas ini bagi saya merupakan berkah dari dalam kegelapan. Kenapa begitu? Karena prediksi, asumsi maupun harapan serta analisa perhitungan dari target pasar yang diharapkan justru mendatangkan kegelapan alias kerugian.
Awalnya saya diminta untuk mensuplai pisang emas dari sebuah supermarket yang sudah terkenal dan kami memang sudah menjadi suplaier berbagai pisang (ambon, raja, kepok dan susu) selama 9 tahun di supermarket tersebut.
Pisang Emas Rijek/Balen |
Satu bulan pertama kita melakukan pengiriman boleh dikata impas akibat banyak pisang yang rijek karena bongko (sulit matang, terlambat matang atau bahkan tidak matang), pisang pecah (mlethek), size terlalu kecil, burik (tidak mulus), ada bekas sayatan pisau saat pen-sisir-an, penyusutan berat dan sebagainya. Saat itu omset saya 25 boks s/d 30 boks per minggu. Dan semua kendala tersebut sungguh menjadi pengalaman yang sangat bermakna dalam usaha bisnis pisang ini. Rasanya menjadi benar bahwa kata orang, jadi bakul gedang memang harus tabah, kata-kata tersebut harus saya telan mentah-mentah tanpa bisa membantah.
Bulan kedua pisang emas diikutkan promo. Promo artinya, harga dimurahkan, dengan cara suplaier (saya) harus subsidi harga, bukan supermarket itu yang mensubsidi. Nah, promo sebulan saja kita sudah rugi jutaan rupiah karena omset meningkat 2 kali lipat dan rijeknyapun meningkat pula 2 kali lipat. Terlebih kita pinjam modal dari BRI beberapa puluh juta untuk mengcover order ini. Stress kan? Enggak juga, cuma ketar-ketir hehehe...
Bulan ketiga, seperti ada halilintar menimpa kepala saya. Rasanya jadi gelap banget. Dari kantor pusat supermarket itu (Jakarta) ada sms yang menyatakan bahwa kualitas pisang emas kami jelek, sehingga seluruh order dibatalkan sekarang dan selamanya, amin. Iya kan, saya hanya bisa meng-amin-kan. Rasanya percuma saja jika saya harus mengusut siapa yang mengirimkan sms tersebut. Masalahnya sekarang ini di rumah ada stock pisang emas 25 boks seharga @Rp 80.000 per boks atau senilai Rp 2.000.000 yang dalam waktu 3 hari akan matang bareng, sedangkan saya belum mempunyai pasar selain supermarket tersebut, eduan to? Iki nekad, kendel atau bodoh atau barangkali semuanya, hik...hik...
Akhirnya keluarlah power of kepepet saya, begitu siangnya order di cancel, sore selepas kerja jam 16.00 wib dengan motor honda grand tahun 1995 saya bawa pisang emas 3 boks untuk ditawarkan ke toko-toko buah dekat rumah, eh ternyata mereka mau, pun dengan harga Rp 85.000/boks, tentu saya kaget campur senang sambil cengingisan. Saat itu keberanian saya meletup begitu dahsyat dan saya pulang ambil pisang lagi untuk ditawarkan kepada toko buah yang lain. Dan naluri bisnis saya mendadak muncul saat itu, saya tanya no hp toko buah yang berhasil saya kirimi dan saya pun meninggalkan no telp kepada toko buah tsb, saat itu belum punya kartu nama,wis pokoke ndeso banget. Nah, singkat cerita dalam waktu 2 sore pisang emas 25 boks habis terjual. Alhamdulilah...
Minggu berikutnya toko buah itu menjadi pelanggan saya. Dan sayapun nekad membuat kartu nama dan nota. Akhirnya mata saya terbuka lebar untuk menyisir berbagai toko buah yang ada sambil menyebarkan kartu nama. Padahal sebelumnya saya melirik pun tidak atas segmen pasar dari toko buah pinggir jalan ini.
Dari awal setiap toko buah saya latih, atau saya kondisikan untuk pesan (order) via sms/telp sehari sebelum pisang emas datang karena jadual kedatangan pisang emas kami adalah hari Senen dan Kamis. Dan pola ini berjalan manis sampai kini. Pola ini saya pilih karena minimalkan stock pisang emas dirumah, artinya saya memesankan pisang emas sesuai order toko buah. Ekstrimnya, saya tidak pernah punya stock pisang emas dirumah, tidak perlu buat ruang pendingin (rephening) di rumah. Pokoknya minimalis dululah...
Dari awal setiap toko buah saya latih, atau saya kondisikan untuk pesan (order) via sms/telp sehari sebelum pisang emas datang karena jadual kedatangan pisang emas kami adalah hari Senen dan Kamis. Dan pola ini berjalan manis sampai kini. Pola ini saya pilih karena minimalkan stock pisang emas dirumah, artinya saya memesankan pisang emas sesuai order toko buah. Ekstrimnya, saya tidak pernah punya stock pisang emas dirumah, tidak perlu buat ruang pendingin (rephening) di rumah. Pokoknya minimalis dululah...
Pada waktu lebaran kemarin (2012), selagi orang-orang kumpul dirumah, itu waktu yang pas bagi saya untuk menjalin perkenalan yang lebih erat dengan pengepul pisang emas. Saya sempatkan mencari mereka jauh ke pelosok Jawa Timur. Saya menemukan beberapa pengepul pisang emas yang siap mengirimkan pisang emasnya kepada saya. Terbukti saat ini saya mempunyai koneksi pengepul pisang emas yang bisa kirim pisang emasnya setiap hari (dari beberapa pengepul). Dan sayapun menjadi tercengang manakala saya hitung omset yang sudah kita realisasikan :
Senen 5/11/12 terjual 195 boks pisang emas
Selasa 6/11/12 terjual 70 boks pisang emas
Kamis 8/11/12 terjual 310 boks pisang emas
Jumat 9/11/12 terjual 27 boks pisang emas
Sabtu 10/11/12 terjual 140 boks pisang emas
Jumat 9/11/12 terjual 27 boks pisang emas
Sabtu 10/11/12 terjual 140 boks pisang emas
------------------------------------------------------
Total terjual 742 boks pisang emas
Lihat, dalam waktu seminggu omset kami sudah 742 boks, 3 kali lipat melebihi angan-angan target saya yang hanya 200 an boks per minggu. Sementara supermarket yang mengawali saya untuk bisnis pisang emas hanya saya kirimi 2 boks Selasa (6/11/12) dan 4 boks Jumat (9/11/12). Jadi, jelas genah cetho bukan bahwa berkah itu bisa saja berasal dari dalam kegelapan? Dan jika sudah berhasil, tetaplah bersyukur kepada Tuhan, amin.
Power of kepepet digabung doa adalah kekuatan maha dahsyat!!
BalasHapusSelamat atas keuletan dan kegigihan bapak..
Terima kasih Celia, semoga share itu bisa memberi spirit pada bisnis kita masing-masing. Selamat berjuang dan salam sukses selalu.
BalasHapus